Tuesday, December 22, 2009

Ibu Tidak Sayang Lagi Padaku

"Ibu tidak sayang lagi padaku...!"
Pantaskah kata-kata itu terucap?
Sedang kita, sembilan bulan berada di perutnya, gratis tanpa bayar uang makan atau sewa kontrakan.
Juga saat awal mula melihat dunia, bertahun-tahun dalam buaian, dimanja dan ditimang, diajar macam kata dan mengenal kehidupan.
Selanjutnya, segala pinta selalu diusahakan, segala masalah yang tumpah ikut pula diselesaikan.
Demikian seterusnya tak pernah putus karena memang cintanya tak pernah pupus.

"Ibu tidak sayang lagi padaku...!"
Bagaimana mungkin akan ada kata-kata itu?
Padahal dia selalu tanpa pamrih.
Dia tak pernah mengungkit perjuangannya bertaruh nyawa di hari kelahiran yang kadang menyulitkan.
Dia pun tak akan menuntut bayaran atas air susu yang telah kita telan.
Dia juga tak pernah meminta upah atas malam-malamnya yang terjaga karena tangisan.
Dia memang layaknya lagu yang dulu sering didendangkan.

kasih ibu kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
hanya memberi
tak harap kembali
bagai sang surya
menyinari dunia


Dan apa balasan kita untuknya? Wajah yang sering cemberut hingga membuatnya tersudut?
Bibir yang sering masam hingga membuatnya tenggelam dalam kesedihan?
Sapaan dan kunjungan yang jarang datang dengan dalih kesibukan?
Penolakan atas permintaan bantuan dengan bermacam alasan? Dengan itukah kita membalas kasihnya.
Padahal andaikan kita membalasnya dengan kebaikan tanpa jeda dan tanpa sela semuanya tak akan bisa menyaingi apa yang telah ia berikan pada kita.

Apa lagi yang bisa kita lakukan untuknya?
Dan seseorang pun memberi jawaban bagaimana cara membalas jasa sang bunda. Katanya, "Jadilah tabungan akhirat baginya."

Anakku (3) -kata hati bunda-

Anakku...
Lakumu tak lagi kaku, halus
-seiring merambat senja usiaku
dari langkah satu-satu, berubah lincah
menyirat cercah cerah
tumbuhmu pasti, kertas putih itu
telah tertulisi
macam warna pembentuk jiwa
harapku akan pribadimu sempurna
menjadi penyejuk pandangku
menjadi cahaya kuburku dari
doa-doa sholihmu

Thursday, December 10, 2009

Serpih Kata di Sela Masa 1

September 10 2009 at 10:38am
Saya hanya mendambakan kerukunan sesama kita, ketika salam tak hanya terucap pada sesama golongannya, dan ukhuwah tidak memandang di bawah bendera mana seorang muslim berada. saya hanya rindu, pada senyum yang tidak memilih pada siapa ditujukan, Tarbiyah, MTA, HTI, Salafy, NU,Muhammadiyah, Persis, apa pun itu... kita adalah satu tubuh yang saling menguatkan... (nukilan dari Note: Untuk Islam! Bukan Golongan)

October 5 2009 at 12:19pm
di dalam mini bus, seorang pemuda ada di depanku dengan penglihatan yang disimpan oleh-Nya. Di bibirnya senyuman masih tersungging meski hanya kegelapan yang ada di sekitarnya. Dan aku pun merasa kerdil, betapa nikmat cahaya kini besar terasa...

October 5 2009 at 9:10pm
Laki-laki muda itu masih membayangiku... sepanjang jalan ia pejamkan mata, saat mata itu terbuka, tak ada lagi bintik hitam sempurna di dalamnya. Seorang anak duduk di pangkuannya, sebagai penterjemah warna dan arah...

October 6 2009 at 8:10am
Dewasa adalah pilihan, maka mana yang akan kita pilih? Berusaha menjadi dewasa seiring putaran masa atau bertahan dalam kekanakan dengan wajah kita yang kian menua? Semoga kita lebih memahami arti kedewasaan yang sesungguhnya (nukilan dari Note: Seperti Apa Arti Kedewasaan yang Sebenarnya)

October 9 2009 at 1:55pm
Ingatlah, langkah demi langkah yang diayun tiap detik tanpa serapah, tanpa lengah dan tanpa membantah perintah. Semua kan berakhir indah. Tuhan tak kan melupakan, tak juga kan menyia-nyiakan segala yang dilakukan dalam bingkai keikhlasan demi keridhoan. Dan janjinya adalah benar … (nukilan dari Note: Kapankah Keikhlasan Itu Sempurna)

October 9 2009 at 7:52pm
Menegur dengan senyum, menasehati dengan hati dan menunjukkan ketulusan. Menegur bukan karena benci pada pribadi tapi karena peduli. Bukan manusianya, tapi perbuatannya yang kita tak sukai. (nukilan dari Note: Duhai Akhi yang Menegurku di Serambi)

October 13 2009 at 9:06pm
Mengalir... menuju muara yang selayaknya ditempati oleh para hamba. Dan sekarang aku sedang berusaha ke arah sana...

October 16 2009 at 5:53pm
Hidup adalah ujian, dan ujian adalah keniscayaan yang akan selalu berulang. selamanya akan demikian hingga kita menghadap Tuhan… Maka, mana yang akan kupilih antara kesabaran atau keluh kesah yang berlebihan? (Diary Pribadi)

October 20 2009 at 8:45pm
Rambutnya mulai berubah warna. Keperakan, menandakan usia yang beranjak senja. Dalam mangu aku memandangi gurat-gurat di wajahnya. Ayah, bunda, Bakti ini memang belum seberapa, tapi sungguh aku cinta...

October 21 2009 at 6:02pm
Wahai ibu betapa aku rindu sapaanmu, Wahai ayah betapa rekah di hati kian memerah saat kuingat kerut kulitmu di wajah.....

October 22 2009 at 12:14pm
Setiap pribadi punya hak hidup sendiri-sendiri. Mencari yang ia senangi, mendekat pada apa yang ia rasa lezat. Memilih apa yang ia rasa lebih... (Diary Pribadi)

October 28 2009 at 12:32pm
tapi sekarang aku sedikit paham, aku belum tentu masuk surga lebih dulu, dan hidup ini memang masih berjalan, kenapa aku harus marah, kenapa harus pergi menjauhi, toh esok masih ada hari, masih ada kesempatan untuk berubah dan kembali. Lebih-lebih jika niat baik itu masih tertancap di hati, aku tak ada alasan untuk membenci. Aku akan tetap menyapa dan menemani.

October 29 2009 at 11:36pm
wahai Allah, kuserahkan segala urusan ini kepadaMu, karena aku telah lelah. Benteng rapuh itu rubuh, dan aku butuh waktu untuk kembali membangunnya... laa haula walaa quwwata illa billah...

October 30 2009 at 2:02pm
nasyid itu selalu ingin kudendangkan.... "sabarlah wahai saudaraku tuk menggapai cita... jalan yang kau tempuh amat panjang tak sekedar bongkah batu karang... yakinlah wahai saudaraku kemenangan kan menjelang... walau tak kita hadapi masanya tetaplah al haq pasti menang...."

October 30 2009 at 2:05pm
ini benalu baru... mencoba menggerogoti benteng rapuhku...

October 31 2009 at 8:37am
"Ceritakan pada kami," katanya "Agar bebanmu di hati terkurangi. Berbagilah masalah, agar tak ada lagi resah." (nukilan dari cerpen: Wanita Bermata Shangrila)

October 31 2009 at 5:43pm
"Kekalahan demi kekalahan itu memang menyakitkan. memang berat memberi nilai pada kehidupan. namun kepahitan yang dirasakan paling tidak akan menambah kedewasaan. Dan semoga saja melipatkan catatan kebaikan di mizan." (nukilan dari cerpen: Wanita Bermata Shangrila)

November 1 2009 at 1:44pm
"Sapi betina,tidakkah kau suka?" lanjutnya dengan nada canda. Senyum setipis garis hadir di bibir. "Ya, Al Baqoroh." kata pemuda berhati poranda. Sang sahabat menganguk sembari berkata, "Al Baqoroh,halaman ke 13 dari juz 2. Baris pertama. Tentu kau ingat ayatnya." "Aku ingat, 216. Wa 'asaa antakrohu syaian wa huwa khoirul lakum, wa 'asaa antuhibbu syaian wa huwa syarrul lakum." (nukilan dari cerpen: Wanita Bermata Shangrila)

November 3 2009 at 11:29am
Ada kalanya, hidup terasa pahit. Hingga seakan dunia menjadi sempit. Dan timbullah prasangka bahwa diri adalah manusia paling sengsara, paling menderita, paling nelangsa dan paling-paling yang lain. Padahal, mungkin saja kepahitan yang dialami tidak seberapa jika dibandingkan dengan kepahitan yang dirasakan oleh orang lain. Ah, memang …. "Innal insana khuliqo halu’a …"

November 6 2009 at 5:22am
Merenda hati menuju cinta hakiki...

November 8 2009 at 5:44am
Duhai jiwa yang sukar kugenggam, adakah akan tenggelam dalam kubang kenistaan... Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii 'alaa diinik...

November 9 2009 at 5:13am
"Aku punya cita-cita.." kataku memecah kebisuan, dua orang sahabat di depanku serentak bertanya, "Apa?" Aku menjawab dengan senyum, "Reuni kita berikutnya, di surga.."

November 9 2009 at 1:30pm
Dia mengetuk pintu yang telah tertutup. Dia memanggil dari balik tabir meski kuberpaling. Dan terbitlah tanya dari lisannya,"Kenapa?" Mantap kujawab, "Karena masih ada banyak kota yang ingin kusinggahi, masih banyak jiwa yang harus kutemui dan aku tak ingin berhenti..."

November 10 2009 at 5:30am
Aku berusaha menyusun keping-keping asa. Dan menoreh kenangan yang berkesan di mata Tuhan. Agar nanti tak ada luka di lembar-lembar pertanggungjawaban, yang kuharap kuterima dari sisi kanan.

November 11 2009 at 5:54am
para sahabat nabi.... rendah hati menjadikan mereka tinggi... mereka mujahid tangguh di medan laga, hingga wangi surga tercium oleh mereka...

November 12 2009 at 4:53am
Tersenyumlah dan bersyukurlah karena anugerah itu masih lekat dan tanpa sekat. Meski pun mungkin hari-hari kita tak sama dengan manusia yang banyak harta. Meski ada banyak keinginan yang tertunda. Meski cita-cita itu tak jua tergenggam di tangan, Yakini saja suatu saat waktunya akan tiba. Karena DIA selalu mengabulkan pinta..

November 13 2009 at 4:32am
Apa pun itu yang menunggu, sesuatu yang disenangi atau dibenci, kepahitan atau kemanisan. Semua punya makna dan pelajaran, sebagai pancingan agar hidup semakin berkembang...

(Petikan kata-kata di atas adalah kumpulan status di Facebook milik "Tiada Nama")