Sunday, August 17, 2014

Wahai yang maha, aku hanya manusia biasa.

Ia bayangkan masa depan, terbayang kesuraman. Terbersit dalam hati sebuah ucapan, "Apakah ku kan mampu menjalani kehidupan di hadapan?"

Hanya bisa berusaha yakin atas pertolongan-Nya, bahwa Sang Pencipta tak akan mensia-siakan hamba-Nya. Ia rasakan tak ada kebaikan yang bisa dijadikan nilai tawar, hanya bisa berharap belas kasihan dari yang Maha Besar.

Dalam kesendirian dan kesunyian ia pernah tuliskan harapan yang ia tujukan pada penguasa alam.

 "Wahai Rabb, Engkau tahu aku kesulitan dalam mengungkapkan dengan lisan maka kumengadu dalam bentuk tulisan. Berharap Engkau meringankan dan menghilangkan beban yang kusandang."

"Maafkan aku wahai Rabbku, bila yang kusampaikan hanyalah keluhan atas keadaan yang kurasakan. Semoga Engkau tak murka, kemudian memberi yang kuminta namun Kau pandang aku tiada nilainya karena tak sabar atas coba yang menimpa."

"Aku takut jika kumeminta apa yang kuinginkan, Engkau akan memandang dengan pandangan hina karena kumengharapkan nilai-nilai dunia."

"Aku hanya manusia biasa yang juga menginginkan harta. Harta yang bisa kunafkahkan kepada keluarga dan kuberikan pada sesama  hingga kutak menjadi peminta-minta di hadapan manusia."

"Aku hanya manusia biasa yang ingin dipandang seperti orang kebanyakan, yang memiliki pekerjaan dan penghasilan. Hingga tak dinilai sebelah mata karena berpangku tangan atau karena terkesan menjual agama demi sesuap makanan."

"Aku tetaplah manusia biasa yang juga inginkan istri jelita dan anak-anak sebagai penyejuk mata. Yang bisa menjadi hiburan dan kesenangan dalam mengharungi kehidupan."

"Maafkan jika ku tak sopan dalam menyampaikan permintaan, maafkan aku jika ku tak beradab dalam berdoa dan terlalu memaksa. Maafkan hamba, dan harapku janganlah Engkau murka. Jika Engkau murka, kepada siapa lagi kan kugantungkan asa?"

"Wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai yang memiliki 99 nama penuh kebaikan, kepada siapa lagi kan kuadukan segala kesedihan dan kesusahan selain kepada-Mu wahai pemilik seluruh alam?"


Jogja, Oktober 2016