Sunday, February 6, 2011

Ibu Menangis Untukku

Ibuku menangis untukku,
Kudengar isaknya. Kudengar berubahnya nada suara. Tertahan oleh gumpal sesak di dada. Serak oleh leleh air mata

Ibuku menangis untukku,
Setelah sebuah cita tak mampu kugenggam dengan sempurna. Saat niat baik dan tekad yang kucoba wujudkan tersengal di tengah jalan, tumbang dan gagal kupeluk dalam rengkuhan.

Ibuku menangis untukku,
Ketika kekecewaanku begitu dalam karena harapan yang sekian lama kujaga dan kupelihara hancur begitu saja. Semua karena kesalahan langkah, karena keegoisan diri yang masih mendominasi, karena lisan yang masih sulit ditahan, karena kesabaran yang tak juga sempurna bersemayam dan karena sikap menunda yang menghilangkan kesempatan. Keping-keping asa pun rata tanpa bekas setelah kucoba susun dengan usaha keras.

Ibuku menangis untukku,
Sebab kepahitan yang harus kutelan. Jua karena benturan menyakitkan yang membuat bekas memar di sudut hati sanubari. Ada pula tusukan kata yang tinggalkan luka nganga yang entah kapan tersembuhkan.

Ibuku menangis untukku,
Dan di sela isaknya kudengar pesan disampaikan, "Le, gusti Allah iku ora nate sare." (Nak, Allah itu tidak pernah tidur)
=====================
Kudus, Ahad 6 Feb 2011
untuk ayah ibu yang tertunda mendapat menantu.

Thursday, February 3, 2011

Serpih Kata Di Sela Masa 7

16 September 2010,  21:44
Mataku berkaca saat memandangnya yang masih bisa tertawa ceria dan bersikap jenaka meski penglihatannya telah tiada. Dia begitu akrab dengan gelap tanpa cahaya gemerlap. Namun mungkin saja hatinya lebih terang dari kita berkat firman Tuhan yang ia hafalkan dan senantiasa dilafalkan. Kebutaannya bisa menjadikan ia mulia. Bagaimana dengan kita yang hidup dengan tubuh sempurna?

17 September 2010, 7:53
Tanpa kekuatan-Mu kutanpa daya. Tanpa kemurahan-Mu ku kan jadi papa. Pada-Mu, hanya pada-Mu kutitipkan asa. Tiada kuasa selain kuasa-Mu wahai pemilik alam raya...

20 September 2010, 9:23
Dan cobalah kembali menata hati, merangkai cinta yang lebih sempurna demi kehidupan abadi yang telah menanti. Jangan lagi hati tercabik cakar kerinduan dan hasrat tipuan setan. Fitrah cinta pada manusia memang butuh pemenuhan. Namun bukan dengan ungkapan rindu dan sayang di luar kehalalan. Sebelum akad diucap, tak akan ada kehalalan yang didapat.

21 September 2010, 11:40
Ia bukanlah obat untuk hati berkarat, namun candu yang mengantar pada rasa semu tak tentu. Ia bukanlah bunga penghias jiwa namun benalu yang menggerogoti kalbu. Kerinduan dan rasa sayang di luar kehalalan, hilangkan saja dan biarkan dimatikan. Biarkan tercabut hingga ke akar. Nanti pasti kan digantikan dengan yang lebih memberi keberkahan dan dalam bingkai keridhoan.

29 September 2010, 10:48
Wahai penempuh jalan Qur'an, wahai para penjaga kalam Tuhan. Inilah hadiah terindah dari Ar Rahman, dianugerahkan hanya pada orang-orang pilihan. Jangan dibuang! jangan abaikan! Jaga hingga tumbang, hingga nyawa melayang...

01 Oktober 2010, 14:51
Setan mungkin tertawa melihat tingkah manusia yang terjebak cinta di dunia maya. Demi sosok yang dicinta seorang pemuda bisa bertahan berjam-jam bercengkrama tanpa tujuan dengan seseorang di seberang. Tapi untuk Robb pencipta alam hanya sekedar penggugur kewajiban, berdiri dengan enggan dan secepat kilat rekaat demi rekaat diselesaikan. Duhai Ilahi, lindungi diri ini dari kelalaian yang terulang...

15 Oktober 2010, 13:53
Pesan beliau sederhana, "Bukan karena apa-apa dan bukan karena siapa-siapa." Ya! memang segala niat selayaknya hanya untuk Dia, Yang Maha segalanya. Semoga keikhlasan dalam dada segera terwujud sempurna...

21 Oktober 2010, 21:34
Tak butuh nama besar untuk menjadi hamba tuhan yang dimuliakan. Tak butuh pula gelar berderet di belakang nama demi derajat taqwa di sisi-Nya. Budak belian bisa saja lebih mulia dari seorang raja. Seorang tanpa pendidikan tinggi bisa jadi lebih berarti dari pada orang-orang yang lulus dari luar negeri. Tak ada jaminan, penilaian dan pandangan dari manusia bisa membawa ke surga.

29 Oktober 2010, 13:51
Diajak pada kebaikan ia enggan. Ditunjukkan pada kebenaran ia menghindar dengan bermacam alasan. Berdalih dengan kata, "lebih nyaman" atau "agar lebih diterima banyak orang" ia sampingkan ajakan menuju keridhoan. Apa arti "nyaman" jika berkubang dalam keburukan dan kesiaan? Apa arti "diterima banyak orang" jika nantinya ditolak oleh penguasa semesta alam?

04 November 2010, 12:56
Entah sang masa akan tertawa atau mencela saat melihat manusia senantiasa menghiasi hari dengan hal sia-sia tanpa jeda. Larut dalam alpa dan lupa bahwa ia akan ditanya setelah kematian menjemputnya...

05 November 2010, 13:24
Lemahku sangat, berulang terkalahkan oleh syahwat, jua berkubang dalam syubhat. Tanpa kuasa-Mu ku takkan mampu bertahan dalam taat. Mohonku akan anugerah istiqomah yang lekat.

12 November 2010, 12:41
Tentang Ia jika berani! Tantang saja jika punya nyali! Sedang langit dan bumi Ia yang kuasai. Dia pula yang tentukan hidup dan mati. Rizki pun Ia yang memberi. Jiwa setiap manusia ada dalam genggaman-Nya. Bebal benar orang-orang yang tetap gembira meski dalam alpa. Sungguh tak berakal yang tetap senang meski berkubang dalam kesalahan berulang. Takkah terpikirkan pada siapa mereka membangkang?

19 November 2010, 12:27
Dia melihat setiap apa yang diperbuat. Dia mendengar semua yang lisan umbar. Meski tersembunyi di hati, Ia tetap mengetahui. Sungguh, kebaikan dan keburukan yang dilakukan tak akan lepas dari pengawasan. Dan nantinya akan menuai balasan.

26 November 2010, 19:10
Wahai diri, basuh dulu hatimu. basuh dgn menjauh dari segala hasrat tercela yang masih juga berlabuh. Basuh dulu hatimu. basuh dengan linang air mata sesal atas alpa yang sering berulang. Semoga jalan cahaya menuju taqwa sinari gelapnya hati yang tertutupi noktah-noktah salah yang terus bertambah tak bersudah

22 Desember 2010, 1:55
Wahai diri, kau pasti mati! Dan bekal apa yang akan kau bawa nanti? Siapkah kau ditanyai atas apa-apa yang telah dilalui? Dan alasan apa yang akan kau utarakan pada Ilahi saat mendapati amal-amalmu tanpa arti.

24 Desember 2010, 6:16
Dia tak butuh peribadatan seseorang untuk menambah kebesaran. Dia tak kan terhina karena pembangkangan para hamba. kemuliaan-Nya telah sempurna dari semula. Kebaikan dan keburukan yang dilakukan seseorang akan kembali pada yang melakukan dan tak mempengaruhi kekuasaan yang Ia genggam! -"In ahsantum ahsantum li anfusikum. wa in asa`tum falaha." (QS. 17:7)-

26 Desember 2010, 13:08
Sang guru di depanku mengucap sesuatu, ''Anakku, jagalah lisan dan pandangan! Jangan kau umbar! Karena menjaga keduanya adalah salah satu jalan menuju kekhusyu'an, mempertahankan kecerdasan dan agar ilmu yang telah didapatkan tak hilang dari ingatan.''

27 Desember 2010, 14:37
Makna apa yang akan ditorehkan dalam kehidupan jika niat dan kehendak sarat akan kepentingan golongan tanpa ketulusan? Nilai apa yang akan didapatkan dalam perjuangan jika gerak dan seruan tak lagi mengikuti aturan pemilik alam dan tak juga mengambil teladan dari insan pilihan? Akankah amal-amal diterima bila tanpa ikhlas demi ridho-Nya dan tak berittiba' pada utusan-Nya?

28 Desember 2010, 11:29
Kebersamaan akan melengkapi kekurangan diri. Satu sama lain akan bisa saling mengisi jika mau mengerti, menghormati dan menyadari bahwa setiap pribadi menyimpan potensi.

30 Desember 2010, 21:58
Keakuan berlebihan hanya akan timbulkan perpecahan. Bukankah keberadaan setiap orang beriman adalah untuk saling menguatkan? Mengapa enggan bergandengan dan terus saja memelihara kerenggangan hanya karena beda pandang? Jika memang hati-hati itu ikhlas demi kerindhoan pencipta alam dan demi tegaknya syi'ar islam tentu persatuan bukanlah sebuah kemustahilan.

31 Desember 2010, 9:39
Sumpahnya, ia akan datang dari segala sisi. Depan, belakang, kanan dan kiri. Godanya tak pandang masa demi kesesatan manusia. Jahannam telah dijanjikan bagi orang-orang yang terbujuk rayuan dan menjadi pengikutnya. Hanya orang-orang pilihan yang akan selamat dari tipu dayanya. Sungguh dia adalah musuh yang nyata.

 

(Petikan kata-kata di atas adalah kumpulan status di Akun Facebook “Tiada Nama“ -ardhi el mahmudi-)