Ibuku menangis untukku,
Kudengar isaknya. Kudengar berubahnya nada suara. Tertahan oleh gumpal sesak di dada. Serak oleh leleh air mata
Ibuku menangis untukku,
Setelah sebuah cita tak mampu kugenggam dengan sempurna. Saat niat baik dan tekad yang kucoba wujudkan tersengal di tengah jalan, tumbang dan gagal kupeluk dalam rengkuhan.
Ibuku menangis untukku,
Ketika kekecewaanku begitu dalam karena harapan yang sekian lama kujaga dan kupelihara hancur begitu saja. Semua karena kesalahan langkah, karena keegoisan diri yang masih mendominasi, karena lisan yang masih sulit ditahan, karena kesabaran yang tak juga sempurna bersemayam dan karena sikap menunda yang menghilangkan kesempatan. Keping-keping asa pun rata tanpa bekas setelah kucoba susun dengan usaha keras.
Ibuku menangis untukku,
Sebab kepahitan yang harus kutelan. Jua karena benturan menyakitkan yang membuat bekas memar di sudut hati sanubari. Ada pula tusukan kata yang tinggalkan luka nganga yang entah kapan tersembuhkan.
Ibuku menangis untukku,
Dan di sela isaknya kudengar pesan disampaikan, "Le, gusti Allah iku ora nate sare." (Nak, Allah itu tidak pernah tidur)
=====================
Kudus, Ahad 6 Feb 2011
untuk ayah ibu yang tertunda mendapat menantu.
Izin Copas, luar biasa...
ReplyDeletejangan lupa sumbernya ya... ^_^
ReplyDeletesmua ada waktunya..ada masanya.
ReplyDeleteuntuk semua ibu yang membesarkan putra putrinya dengan cinta kasih...muliamu akan terbalas surga. Insya Allah. amiin.
tentu..
ReplyDeletenamun mengapa tak pernah menangis untukmu, ibu.
ReplyDeletesubhanallah..
ReplyDeleteRuarr byaza..
Mah, Aku ingin Sekali Menangis Untukmu..!
ReplyDeleteYa Allah Ampuni Dosanya..!
Bahagiakan Dia di dunia dan Akhirat..!