Thursday, June 3, 2010

Sajak Terserak 2: Dua hati, dua rasa, dua semua

Aku pencemburu

Getar ini tak pudar, sayang
Harap ini tak lekang
Namun sesak di dada masih terasa
saat teringat sapa bernada manja
dari lisanmu, tak tertuju padaku

hati ini terbakar sayang
rinduku pun mengerang
rasa diduakan menekan menghantam
selamanya takkan kupaham bermacam alasan
hanya tahu, aku pencemburu

(solo, medio april)

------------------------------------------------------------------------------------------------


Pendamping tak selalu seiring

Kerap kata tak lagi rekat
Berat pula jadikan lekat
menyengaja ciptakan sekat
dalam hampa berbalut penat

Indah kata di awal mula
pupuk rasa bertabur bunga
Bukan bosan, bukan pula tak lagi sayang
hanya memang berbeda pandang peran
akan tetap bimbang bila melepas terbang
karna hati telah tertawan bayang

(wng, mei awal)

------------------------------------------------------------------------------------------------
Masih ada rasa

Lembut sapa tumbuhkan desir
sesegar tegukan 'asir di rongga kering
sesering tebaran pasir dihembus angin

teringat isak tercekat
seakan hati terikat, terpikat sangat
gerimis tangis
iringi langkah teriris

"Maafkan", demikian suara lisan
yang sering diulang
dan berbalas lekas dengan angukan
berhias tatap mata berkaca
jua doa berbingkai kata "semoga"

(solo, maret awal)

3 comments:

  1. eheeem....hem hem
    uhuk huk huk...

    Begitu kuat mengikat
    Seakan tak pernah berkarat
    Wahai yang disayang
    Pernahkah merasa terbuang?
    Karena dirimu yang tak pernah hengkang
    Menawan bayang
    Menyekat isak
    Kau begitu memesona
    Selalu penuh pesona
    Hanya perlu tahu, sangat menyemburu

    Harus kutinggalkan
    Sebelum semakin tenggelam

    ReplyDelete
  2. terlalu dalam........syahdu tapi menakutkan

    ReplyDelete