Aku pencemburu
Getar ini tak pudar, sayang
Harap ini tak lekang
Namun sesak di dada masih terasa
saat teringat sapa bernada manja
dari lisanmu, tak tertuju padaku
hati ini terbakar sayang
rinduku pun mengerang
rasa diduakan menekan menghantam
selamanya takkan kupaham bermacam alasan
hanya tahu, aku pencemburu
(solo, medio april)
------------------------------------------------------------------------------------------------
Pendamping tak selalu seiring
Kerap kata tak lagi rekat
Berat pula jadikan lekat
menyengaja ciptakan sekat
dalam hampa berbalut penat
Indah kata di awal mula
pupuk rasa bertabur bunga
Bukan bosan, bukan pula tak lagi sayang
hanya memang berbeda pandang peran
akan tetap bimbang bila melepas terbang
karna hati telah tertawan bayang
(wng, mei awal)
------------------------------------------------------------------------------------------------
Masih ada rasa
Lembut sapa tumbuhkan desir
sesegar tegukan 'asir di rongga kering
sesering tebaran pasir dihembus angin
teringat isak tercekat
seakan hati terikat, terpikat sangat
gerimis tangis
iringi langkah teriris
"Maafkan", demikian suara lisan
yang sering diulang
dan berbalas lekas dengan angukan
berhias tatap mata berkaca
jua doa berbingkai kata "semoga"
(solo, maret awal)
eheeem....hem hem
ReplyDeleteuhuk huk huk...
Begitu kuat mengikat
Seakan tak pernah berkarat
Wahai yang disayang
Pernahkah merasa terbuang?
Karena dirimu yang tak pernah hengkang
Menawan bayang
Menyekat isak
Kau begitu memesona
Selalu penuh pesona
Hanya perlu tahu, sangat menyemburu
Harus kutinggalkan
Sebelum semakin tenggelam
hmmm sungguh menggetarkan!
ReplyDeleteterlalu dalam........syahdu tapi menakutkan
ReplyDelete