Saturday, January 14, 2012

Dua Pendidik Itu Mengesankanku -sebuah catatan perjalanan ke Jombang-

Senin, 9 Januari 2012, kurang lebih Pukul 21.00, benda mungil yang kupegang berdering. Hmm sebuah nomor asing. Saat kuangkat terdengar suara perempuan. "Ustadz Arifin? Sampai mana?" sapanya setelah mengucap salam. "Sebentar bu, ini orangnya disamping saya." jawabku. Kusodorkan HP itu ke rekan yang sedang memegang setir. Dan terdengarlah percakapan dengan bahasa Jawa campur dengan bahasa nasional kita, Indonesia. "Nggih insya Allah jadi kesana bu. Niki nembe perjalanan. Mungkin sampai disana radi dalu. menawi bade tindak ditinggal mawon bu, dalem sak rencang sowanipun besok saja kalau begitu." Dan kudengar suara samar-samar jawaban ibu tadi dari seberang , "Malam ini sampainya juga tidak apa-apa. saya tunggu."


Benar saja, kami sampai tujuan sudah terlalu malam untuk bertamu, pukul 23.00 wib. Tapi pintu rumah yang kami tuju masih terbuka, dan pasangan suami istri itu tetap menyambut kami dengan hangat, menjamu kami dengan makanan dan melayani percakapan demi percakapan hingga larut malam. Saat jarum jam menunjukkan pukul 00.30. kami pun undur diri.


Setelah semalaman sengaja tidur di dalam kendaraan agar tidak tambah merepotkan tuan rumah. Esok paginya kami kembali. Dan lagi-lagi kami dijamu seperti saat kami datang semalam. Disambut dengan hangat dan dipersilahkan untuk sarapan. Kali ini bukan hanya pasangan suami istri itu saja yang menemani tapi ditambah dengan dua orang pemuda murid mereka, Islah dan Badruzzaman. Di tengah-tengah menikmati sarapan, muncul seorang tukang koran yang hendak menagih iuran langganan bulanan. Spontan pasangan tuan rumah dan dua orang muridnya itu mempersilahkan si tukang koran untuk masuk dan ikut makan bersama. "Kalau tidak sarapan dulu uangnya tidak saya bayarkan lho." Canda si ibu. Dan dengan malu-malu tukang koran itu pun duduk bersama dengan kami, mengambil nasi dan hanya mengambil lauk sederhana,kering tempe. "Itu bapaknya dilayani Is." kata si ibu. "Pakai ini pak," kata Islah sambil menaruh sepotong bebek goreng di piring sang tukang koran. "Ini juga dipakai." katanya lagi, kali ini telur asin. "Sampun... sampun." Kata si tukang koran. Aku tersenyum melihat pemandangan itu. Betapa ramahnya, betapa mereka bisa bersikap begitu biasa dengan siapa saja. Tak ada strata, entah ia tukang koran, ustadz pesantren, murid-muridnya siapa pun itu tak mereka bedakan perlakuannya.


Setelah perangkat hidangan diangkat, kami berbincang dengan sang ibu. Selama tiga jam kami bercakap ada banyak ilmu yang kami dapat. Petuah demi petuah yang disampaikan tanpa ada kesan menggurui atau nada menasehati. Melalui cerita ia mengajak kami merenungi kehidupan yang dijalani. Diantaranya beliau berujar, "Setiap manusia pasti diberi cobaan baik lewat anaknya, istrinya, suaminya, harta, jabatan, banyak hal. Kadang ada orang yang sebelumnya ada di atas tiba-tiba berada di titik paling bawah, Sebelum jadi seperti ini kami pun pernah di angkat oleh Allah dengan kondisi berkecukupan, namun tiba-tiba dicoba dengan kekurangan harta hingga serendah-rendahnya. Bahkan rumah ini juga sempat hampir di jual. Dan sekarang diangkat kembali, metode Hanifida itu ditemukan saat kami ada di titik terendah. Memang semua itu liyabluakum ayyukum ahsanu 'amala, cobaan itu untuk mengetahui siapa yang paling baik amalnya...."


Ah, perjalanan yang memberi banyak pelajaran. Dan kami pun pulang dengan membawa kesan menawan tentang dua pendidik yang tinggal di Jombang. Mereka Yang telah memberi kami ilmu dalam pertemuan yang singkat itu, menyambut kami di tengah-tengah kesibukan mereka, memuliakan kami yang datang di saat jam-jam istirahat malam. Mereka adalah Dr. Hanifuddin Mahadun,M.Ag dan Dr. Khoirotul Idawati Mahmud, M.Pd.I, Penemu metode menghafal Hanifida, Master trainer yang telah menyampaikan materi-materi temuan mereka di berbagai kota di Indonesia, dan pemilik pesantren La Raiba Hanifida Training Center Jombang. Semoga beliau berdua senantiasa dalam keridhoan dan naungan Cinta Yang Maha.


 


==============================================================


Kudus, 13 Januari 2012. Menjelang maghrib.

No comments:

Post a Comment