Friday, January 1, 2010

Serpih Kata di Sela Masa 2

November 14 2009 at 5:15am
Bukan hal asing bila manusia di dekatmu berkeluh kesah. Kau pun berlisan demikian, mengatakan hal yang kau rasa beban. Ah manusia, betapa sebenarnya ia makhluk hina dan sang Kholiq pun mengangkatnya menjadi mulia dia atas segala ciptaan-Nya

November 15 2009 at 5:41am
Cepat atau lambat. sekat-sekat penghalang dan dinding-dinding rintangan akan tersingkirkan. Bukankah setiap satu kesulitan diiringi dengan dua kemudahan? Inna ma'al 'usri yusro fa inna ma'al 'usri yusro..

November 16 2009 at 8:22am
Kadangkala ada keinginan untuk berhenti. Berhenti dalam merajut hari-hari, kemudian berubah menjadi orang biasa yang hidup dengan keadaan apa adanya tanpa memikirkan cita-cita. Tapi kenapa harus berhenti? Padahal Allah senantiasa menyertai. Kenapa harus menjadi orang biasa bila kita bisa menjadi orang besar dan menjadi pahlawan?

November 17 2009 at 7:38am
Bukan sekedar dengan angan-angan dan sikap angin-anginan, namun keras pada diri dan kesungguhan. Saat itulah cita-cita akan ada dalam genggaman..

November 19 2009 at 11:53am
Jalan panjang ini sengaja ditempuh, meski masih sering mengeluh. Berharap kan bisa bertahan hingga batas kemampuan atau hingga semua terselesaikan dalam rengkuhan....

November 20 2009 at 11:48am
Wahai diri yang terlalu lama berhenti. Akankah kau akan selalu begini? Meratapi hari-hari sepi yang kau ciptakan sendiri. Sampai kapan? Cukup sudah! Dan kini bergeraklah! Karena "Laa rohah lil mukmin illa fil jannah!!!" (Tidak ada istirahat bagi seorang mukmin kecuali di surga!)

November 21 2009 at 8:39am
Dia memang tidak selalu memberi yang kita inginkan... namun Dia selalu memberi apa yang kita butuhkan, qona'ahkah kita?

November 22 2009 at 10:03am
Kegagalan yang berulang bukanlah aib, bukan pula tanda kepengecutan seseorang. Aib dan kepengecutan hanyalah milik orang-orang yang takut akan kegagalan, milik orang yang memilih lari dari pertempuran, milik orang yang sudah menyerah saat baru melihat benteng kukuh milik musuh. Kegagalan demi kegagalan adalah titian tangga pelajaran menuju sebenar-benar kemenangan...

November 23 2009 at 12:04pm
Mereka menjalani kehidupan semaunya, mengikuti arus begitu saja. Tidakkah mereka sadari bahwa kehidupan ini terus berputar dan nantinya berakhir pada muara bernama kematian? Apakah mereka tidak berpikir tentang cita-cita tertinggi dan kehidupan yang abadi?

November 24 2009 at 8:02am
Aku bertanya padanya, "Kenapa menutupi diri?" Dan jawabnya, "Karena hati ini mudah terbolak-balik, Karena di setiap hati ada benih kebanggaan yang tersembunyi. Karena syirik kecil itu begitu halus dan selalu menghantui. Maka biarkan aku hidup di bumi tanpa diketahui. Biarkan aku berbuat tanpa dilihat. Dan aku bisa tenang tanpa memikirkan penilaian orang. Kemudian mencukupkan diri dengan apa yang ada di sisi Ilahi."

November 25 2009 at 5:37am
Berkorbanlah.. berkorbanlah! Karena pengorbanan adalah jalan yang ditempuh para pahlawan. Berkorbanlah... berkorbanlah! Karena pengorbanan pasti akan berbalas dengan keindahan tanpa kesudahan....

November 26 2009 at 5:54am
Kecantikan itu harta berharga, bukan barang murah yang bisa dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya jika setiap mata begitu leluasa memandangi cantiknya rupa? Dimana harganya jika kecantikan telah diumbar, dipajang dengan ringan tanpa sungkan? (note: Ukhti, Kamu Cantik Sekali)

November 30 2009 at 6:33am
Adakalanya berbuat kebaikan itu harus dipaksa. Karena potensi fujur dan taqwa akan selalu berlomba untuk menguasai "raja" di dalam diri kita... Cukup dengan bismillah dan lakukanlah!

November 30 2009 at 10:07am
Saat waktu-waktu yang dilalui begitu tak berarti. Hari-hari kosongku terus menggurita melukai setiap mili potongan hati. Akankah berakhir obsesi-obsesi dalam diri? Cahayanya mulai meredup, kuharap ia tak padam di tengah jalan kehidupan.

(Petikan kata-kata di atas adalah kumpulan status di Facebook milik “Tiada Nama“)

No comments:

Post a Comment