Tergolek senja di antara kaki pendusta
Saat mentari lari dari hati
Tegurnya tak lagi menari
Beribu nama membuang sukma
Beribu jiwa silaukan mata
Duga-duga hadir dalam gurat muka
Sang senja menata mati
Tertutup kaki pendusta sejati
Sinis tatap pendengki
Sang kelam merangkak pasti
Peluk pendusta setengah hati
Cericit-cericit menghias
Kabut turun terhempas
Selubungi peluk setengah terlepas
Tubuh-tubuh terbungkus
terikat belenggu-belenggu tak tentu
sang senja pun begitu
dalam rengkuh berbuhul ujung
lubang-lubang ternganga sambutannya
masuklah, tak keluar selama
tertimbun tapak-tapak liat
senja telah mangkat
Saat mentari lari dari hati
Tegurnya tak lagi menari
Beribu nama membuang sukma
Beribu jiwa silaukan mata
Duga-duga hadir dalam gurat muka
Sang senja menata mati
Tertutup kaki pendusta sejati
Sinis tatap pendengki
Sang kelam merangkak pasti
Peluk pendusta setengah hati
Cericit-cericit menghias
Kabut turun terhempas
Selubungi peluk setengah terlepas
Tubuh-tubuh terbungkus
terikat belenggu-belenggu tak tentu
sang senja pun begitu
dalam rengkuh berbuhul ujung
lubang-lubang ternganga sambutannya
masuklah, tak keluar selama
tertimbun tapak-tapak liat
senja telah mangkat
No comments:
Post a Comment