Sunday, October 4, 2009

Senja Itu Berlalu

Tergolek senja di antara kaki pendusta
Saat mentari lari dari hati
Tegurnya tak lagi menari
Beribu nama membuang sukma
Beribu jiwa silaukan mata
Duga-duga hadir dalam gurat muka

Sang senja menata mati
Tertutup kaki pendusta sejati
Sinis tatap pendengki
Sang kelam merangkak pasti
Peluk pendusta setengah hati
Cericit-cericit menghias
Kabut turun terhempas
Selubungi peluk setengah terlepas

Tubuh-tubuh terbungkus
terikat belenggu-belenggu tak tentu
sang senja pun begitu
dalam rengkuh berbuhul ujung
lubang-lubang ternganga sambutannya
masuklah, tak keluar selama
tertimbun tapak-tapak liat
senja telah mangkat

No comments:

Post a Comment